
Sejumlah
indeks utama Asia nampak bergerak di teritori negatif juga karena
terseret performa Wall Street akhir pekan lalu yang mencatat level
mingguan ter
buruk dalam 4 bulan terakhir. Selain itu tertekannya bursa
Asia juga karena investor khawatir dengan pendapatan laba perusahaan
yang diiperkirakan bakal menurun.
Saham
sektor keuangan dan perbankan Asia nampak mendapat tekanan paling berat
menyusul anjloknya sektor finansial AS setelah Walls Fargo dan JPMorgan
mencatat laba pendapatan yang kurang memuaskan pada akhir pekan lalu,
Sehingga hal itu memicu kekhawatiran terhadap menurunnya profit marjin
bagi sejumlah bank besar di Asia.
Sementara
di awal perdagangan Asia, muncul laporan data ekonomi China yang
menunjukkan inflasi tahunan China (CPI) kembali menurun ke angka 1.9% di
bulan September dari 2.0% di bulan Agustus. Sedangkan data PPI tahunan
juga kian merosot ke angka -3.6% dari sebelumnya -3.5%.
Serangkaian
data inflasi tersebut masih menunjukkan permintaan yang lemah dan harga
industri yang berkontraksi dengan cepat. Sehingga hal itu tak
terbantahkan bahwa perekonomian negeri tirai bambu masih belum stabil.
Alhasil,
data-data tersebut, memberikan cukup ruang lagi terhadap kebijakan
pelonggaran selanjutnya guna menopang pertumbuhan. Sehingga ekspektasi
tersebut cukup memberi sentimen positif bagi para investor yang banyak
megharapkan kucuran stimulus, sehingga turut membuat terbatasnya
pelemahan indeks labih lanjut.
Hingga sesi siang, tercatat indeks Nikkei - Jepang menguat 0,2% setelah rebound hingga 0.7% akibat terbantu oleh pelemahan Yen. Indeks Hang Seng di Hong Kong tercatat masih minus 0.02%. Sedangkan bursa Kospi di Korea Selatan (Korsel) melemah 0,52% dan Indeks Komposit Shanghai -0,55%.
sumber: http://m.monexnews.com
No comments:
Post a Comment