Harga emas
konsisten melemah dalam beberapa bulan terakhir akibat berbagai faktor.
Selain diakibatkan oleh penguatan nilai tukar Dollar, faktor lain yang
turut memicu gejolak harga adalah minimnya volume permintaan, kenaikan
marjin investasi di bursa dan penurunan risiko ekonomi.
Namun menurut Tim Radford, Analis Global Rivkin, faktor
inflasi
merupakan hal yang paling membebani harga emas saat ini. Tingkat
inflasi dan harga-harga konsumen di berbagai negara masih sangat
kondusif sehingga pesona emas mulai redup. "Saya perkirakan aksi jual
berlanjut khususnya jika data tenaga kerja hari Jumat nanti dirilis
negatif," ujarnya. Lebih lanjut, ia memperkirakan emas akan
berakselerasi ke $1400 untuk jangka pendek atau bahkan lebih rendah
lagi.
Emas
sempat dibanjiri peminat saat likuiditas dana berlimpah di sistem
keuangan. Investor menggunakan logam mulia ini sebagai aset untuk
mengantisipasi tekanan inflasi. Radford menilai emas masih menjadi aset
yang patut dimiliki untuk jangka waktu panjang mengingat inflasi pasti
akan naik dan devaluasi mata uang berlanjut lagi. "Banyak sekali uang di
dalam sistem keuangan dunia yang belum terserap, namun pasti akan
bergerak sesuai harapan nantinya," tutup Radford. Kontrak emas saat ini
diperdagangkan pada level $1453.74 per troy ons.
sumber http://www.monexnews.com
No comments:
Post a Comment