Friday, November 9, 2012

Apa Arti Kemenangan Obama terhadap Isu Jurang Fiskal? Jumat, 9 November 2012

Apa Arti Kemenangan Obama terhadap Isu Jurang Fiskal?Presiden Barack Obama kembali mendapat kesempatan untuk memimpin Amerika Serikat selama 4 tahun ke depan. Namun hampir seluruh warga paham betul bahwa masa jabatannya kali ini tidak lebih ringan dibanding satu periode sebelumnya. Belum apa-apa, sang presiden sudah harus berurusan dengan kongres yang didominasi Republikan untuk merumuskan suatu isu besar yang bernama 'Jurang Fiskal'.
Jurang fiskal merupakan
ancaman terbesar bagi perekonomian Amerika. Mulai 1 Januari nanti, program pelonggaran fiskal yang dimunculkan oleh presiden sebelumnya, George W. Bush, akan berakhir. Pelaku ekonomi dan warga Amerika harus dihadapkan kembali pada realita di mana kenaikan pajak dan pemangkasan anggaran kembali berlaku sesuai substansi Budget Control Act of 2011. Kombinasi antara kedua ketetapan itu dipastikan berdampak negatif terhadap perekonomian dan sumbangsih pemerintah pusat terhadap kemajuan sektor bisnis. Di samping itu, masih ada pos belanja lain yang harus dirampingkan mulai tahun depan, antara lain pengurangan dana untuk keperluan pertahanan dan non-pertahanan, akhir dari tax holiday payroll dan tunjangan pengangguran hingga pemangkasan biaya penggantian (reimburse) untuk pengobatan dan kesehatan. Kombinasi dari seluruh komponen fiskal tersebut memang akan menghasilkan penghematan anggaran negara hingga $7 triliun untuk satu dasawarsa mendatang. Namun pil pahit berupa fase resesi merupakan kodrat yang tidak bisa dihindari dalam kondisi bisnis dan ekonomi yang serba pas-pasan.
Terdapat beberapa skenario yang bisa terjadi dalam kurang dari dua bulan ke depan. Pemerintah tentu menginginkan adanya suatu kebijakan yang akomodatif terhadap perekonomian meski (mungkin) harus mengorbankan keseimbangan keuangan negara. Sementara kongres telah berulangkali menekankan keinginannya akan suatu neraca anggaran yang lebih seimbang. Banyak yang meyakini bahwa kongres dan Gedung Putih akan menemukan solusi guna menghindarkan Amerika dari keterpurukan. Hal itu dimungkinkan karena tentu tidak ada satu pihak pun yang mau disalahkan apabila nantinya kondisi perekonomian makin memburuk. Walaupun punya sejarah hubungan yang kurang baik, baik Partai Republik (kongres) maupun Demokrat tentu tidak ingin namanya tercoreng akibat ego masing-masing.
Perkiraan lain menyebut tidak akan ada persetujuan soal aturan fiskal karena kedua partai memiliki idealisme yang kuat dalam memandang pemberlakuan pajak. Jika tidak ada pihak yang mau mengalah, maka kemungkinan resesi sama sekali tidak akan terpikirkan oleh pengambil kebijakan. Hanya krisis ekonomi besar yang mampu memaksa pemerintah dan kongres berlapang hati menuju meja negosiasi.
Pejabat legislatif harus memilih beberapa opsi seperti membiarkan aturan berlaku sebagaimana mestinya, menggantikannya dengan kebijakan lain, mengubah beberapa bagian, menunda atau bahkan membatalkan aturan sama sekali sehingga peta kondisi saat ini tidak berubah banyak. Satu hal yang pasti, keputusan kongres akan sangat mempengaruhi sendi-sendi ekonomi, rating kredit negara dan beban hutang Amerika. Kegagalan menghindari jurang fiskal dan menaikkan plafon hutang negara pasti berimbas pada penurunan rating kredit Amerika di tahun 2013.
Jurang fiskal memiliki sisi positif. Keberadaannya akan berakibat pada penurunan defisit tahunan Amerika dalam rasio terbesar sejak 1969. Namun perjalanannya tentu sangat menyakitkan karena secara harfiah, pemerintah dipaksa menarik dana dari sistem perekonomian sebanyak lebih dari $500 miliar. Suatu jumlah yang signifikan untuk memajukan lini ekonomi dan kesejahteraan warga.
Sekarang pelaku pasar hanya bisa menunggu formula apa saja yang diajukan oleh kongres dalam beberapa pekan ke depan. Barack Obama sudah tegas menyatakan bahwa ia tidak ingin ada kebijakan apapun yang cenderung merugikan perekonomian. Kemenangan Obama di pilpres kemarin bisa dibilang sama sekali tidak mengubah peta politik dalam kaitannya dengan jurang fiskal. Perseteruan tetap ada dan ancaman veto sang presiden tetap eksis, setidaknya sampai kedua pihak bisa duduk bersama dan menyatukan persepsi tentang Amerika yang lebih baik.


sumber   http://www.monexnews.com

No comments:

Post a Comment