Efek samping dari QE3 AS yang cukup merepotkan sudah terbukti di Asia, dengan pemerintah di kawan Asia menambah tekanan untuk menekan penguatan mata uang mereka. Pihak moneter Hong Kong adalah yang terakhir kali melakukan intervensi
pada pasar mata uang dengan bank sentral melakukan penjualan dollar
Hong Kong senilai 603 juta dollar pada hari Sabtu, langkah pertama kali
dalam 3 tahun, setelah mat auangnnya menyentuh level tinggi range
perdagangan. Kelebihan likuiditas akibat quantitative easing ketiga di
bulan September telah dengan cepat merasuki pasar Asia, seiring investor
memburu yield yang lebih tinggi. Bulan lalu, bank sentral di Asia
menghabiskan sejumlah 18 milyar dollar untuk membatasi penguatan mata
uang mereka, menurut data dari Macquarie Bank, level tertinggi sejak
bulan Januari tahun ini.
“Mata uang asia akan terus mendapat
tekanan naik, dan tidak seperti QE1 dan QE2, bank sentral tidak akan
mentolerir penguatan pada mata uang mereka mengingat pertumbuhan global
yang lemah,” menurut David Forrester, wakil presiden senior dan
strategis mata uang asing G10 pada Macquarie Bank, menambahkan bahwa hal
ini dapat memicu langkah lebih lanjut dari pihak berwenang unutk
mencegah apresiasi mata uang.
sumber: http://www.monexnews.com
No comments:
Post a Comment