Aksi
beli emas oleh bank-bank sentral belum juga mereda jelang penghujung
tahun 2012. Beberapa otoritas moneter terindikasi memborong logam mulia
ini dalam jumlah besar sepanjang bulan lalu. Bank sentral Brazil dan
Ukraina menjadi dua institusi yang paling agresif menambah porsi asetnya
di akhir kuartal III.
Sementara itu
ada juga negara yang melaporkan
diri sudah melepas kepemilikan emasnya
antara lain Rusia, Belarusia dan Kazakhstan. Total pengurangan
kepemilikan aset emas ketiga negara itu mencapai 129.000 try ons di
bulan September (data IMF). Masih ada pula penjualan skala kecil yang
dilakukan oleh otoritas Ceko dan Meksiko bulan lalu. Jumlah tersebut
lebih besar dibanding total pembelian bank sentral Brazil dan Ukraina
yang hanya 66.000 troy ons. Bank sentral sepertinya mulai melakukan
diversifikasi setelah cederung 'bermain aman' dalam beberapa bulan
terakhir.
Beberapa bank sentral negara
berkembang terus menambah porsi kepemilikan emas dalam beberapa tahun
terakhirsebagai respon terhadap krisis hutang global. Dollar dan Euro
dipandang sebagai aset yang tidak lebih ideal dibanding logam mulia
sehingga arus pembelian neralih ke emas. Sebenarnya Turki juga mencatat
tambahan porsi emas di bulan September yaitu sebanyak 220.000 ons. Namun
pemasukan emas baru labih banyak datang dari penjaminan aset bank-bank
komersial ketimbang pembelian bank sentral di pasar. Sementara Venezuela
menjual sekitar 120.000 ons emas di bulan Agustus sekaligus menandai
penjualan pertama mereka dalam satu tahun terakhir.
Managing
Direktor Lembaga Konsultan MacroMoves, Sonny Tahiliani, mengatakan
bahwa aksi beli kemungkinan terjadi lagi karena harga sudah turun dalam
beberapa pekan terakhir. "Aksi beli bank sentral adalah motor penggerak
terpenting di pasar," ujarnya. Tahiliani juga menyebut peran vita emas
sebagai jaminan aset paling fleksibel untuk menghadapi iklim pelonggaran
moneter. Bukan tidak mungkin level harga di penghujung tahun lebih
tinggi dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. Harga emas saat ini
terpantau di $1707.85 per ons.
sumber: http://www.monexnews.com/
No comments:
Post a Comment