Reserve Bank of Australia (RBA) hari ini mempertahankan suku bunga
acuannya di level terendah dalam setengah abad terakhir. Otoritas
moneter negeri kangguru bahkan membuka peluang penurunan suku bunga
lebih lanjut mengingat masih lemahnya daya serap tenaga kerja.
"Outlook
inflasi memberikan ruang kebijakan lebih luang, apabila diperlukan
untuk menggenjot permintaan," ujar Gubernur RBA, Glenn Stevens dalam
pernyataan resminya. Level 3% yang ditetapkan oleh Stevens dan kolega
sesuai dengan prediksi
24 dari 28 analis yang disurvei oleh Bloomberg,
sementara 4 orang lainnya memperkirakan pemangkasan 0,25 poin
persentase.
Pelaku
pasar menilai statement Stevens sebagai indikasi adanya pelonggaran
moneter baru dalam waktu dekat, dengan cara memangkas suku bunga pada
pertemuan berikutnya. Apalagi RBA selama ini juga gerah dengan soliditas
kurs Aussie, yang justru menggerus daya saing produk negeri kangguru di
negara tujuan. Pelemahan nilai tukar semakin diperlukan di tengah
rendahnya daya beli konsumen di beberapa wilayah, termasuk Amerika dan
Eropa. "Perekonomian Australia akan berada di bawah trend tahun ini,"
demikian komentar Stevens, lebih pesimis dibanding pernyataan tujuh
pekan lalu.
RBA
telah melihat adanya kenaikan permintaan untuk barang-barang durable,
peningkatan harga rumah dan tumbuhnya pesanan konstruksi properti. Akan
tetapi otoritas menilai bahwa seharusnya kondisi fundamental ekonomi
bisa lebih baik lagi. "Di sisi lain, nilai tukar AUD tetap tinggi
sehingga menghambat kinerja ekspor, sementara permintaan kredit lemah
dan pihak pengusaha enggan mencari pinjaman," keluh Stevens.
Selain
Dollar Australia, yield obligasi negara ini juga turun sebanyak 9
basisi poin ke 2,85% atau nyaris menjadi penurunan paling tajam sejak
September. Traders kini bertaruh bahwa peluang pemangkasan suku bunga di
bulan Maret adalah sebesar 58% (sumber Bloomberg). Asumsi itu
berdasarkan pada potensi kenaikan angka pengangguran ke 5,5% di bulan
Januari, atau level tertinggi sejak April 2010. "Kita lihat angka
pengangguran bertambah dan daya serap tenaga kerja tetap rendah, RBA
mencrmati hal ini," tutup Stevens.
sumber http://www.monexnews.com
No comments:
Post a Comment