Pasukan udara Israel dikabarkan menyerang salah satu lokasi di jalur
Gaza dan berhasil menewaskan beberapa pejabat tinggi Hamas. Aksi agresif
Israel menuai kecaman dari banyak pihak karena muncul laporan banyak
warga sipil ikut menjadi korban. Pasar keuangan dunia juga terkena efek
negatif dari berita itu, terutama bursa saham Wall Street, yang anjlok
signifikan semalam.
Tidak hanya itu, ketegangan di Timur Tengah dipastikan
berdampak besar terhadap pergerakan harga minyak
mentah. Pakar dan analis mulai melihat aksi ofensif Israel terhadap
Palestina rentan menggiring harga ke atas $90 per barel dalam waktu
dekat. "Terbuka kemungkinan minyak menguat $5 dalam satu pekan ke depan
jika eskalasi militer makin tinggi," ujar Andrew Su, CEO Compass Global
Markets kepada CNBC Squawk Box.
Namun demikian, Su tidak melihat
penguatan terjadi dalam jangka panjang karena volume persediaan global
masih memadai. Setiap gangguan suplai masih bisa ditutupi oleh stok
cadangan minyak dunia. Minyak mentah Brent menguat lebih dari 1% ke
level $110 per barel hari Rabu kemarin. Sementara kontrak minyak mentah
Amerika bulan Desember naik 94 sen ke $86.32 per barel setelah sempat
mencapai level tertinggi per sesi, $86.65. Andrew Su menilai eskalasi
harga minyak saat ini sangat terkait dengan apa yang terjadi di Timur
tengah. Apabila pasukan Israel benar-benar memasuki jalur Gaza dan
terlibat kontak militer dengan pejuang Palestina, maka harga minyak
dipastikan ikut naik. Kontrak minyak sekarang terpantau di level $86.75
per barel.
sumber http://www.monexnews.com
No comments:
Post a Comment