Thursday, November 29, 2012

Eksekutif BOJ Beri Sinyal Pelonggaran Baru Kamis, 29 November 2012


Eksekutif BOJ Beri Sinyal Pelonggaran BaruAnggota Dewan Bank of Japan (BOJ), Sayuri Shirai, beberapa saat lalu mengatakan masih ada risiko yang menghambat kemajuan ekonomi dan stabilitas harga konsumen di Jepang. Salah satu faktor negatif yang paling mencolok adalah ketidakpastian ekonomi di luar negeri. Shirai sendiri tidak memberi indikasi akan peluncuran langkah pelonggaran moneter baru oleh bank sentral. 
Namun demikian, analis pasar keuangan melihat pernyataan Shirai sebagai sesuatu yang
positif sebagai sinyal pelonggaran moneter. Bukan tidak mungkin pelonggaran moneter baru keluar pada pertemuan central bank terdekat yang dihelat pada 19-20 Desember. BOJ diharapkan menambah porsi pembelian aset di tengah tekanan politik dari berbagai kalangan. Apalagi poll terbaru memperlihatkan bahwa pemilu 16 Desember mendatang akan dimenangkan oleh Partai Liberal Democratic, yang dipimpin oleh Shinzo Abe, sosok yang sagat mengidamkan pelonggaran agresif.
"Sinyak ancaman dan perbaikan masih eksis, namun saya melihat risiko penurunan ekonomi lebih besar," ujar Shirai dalam pertemuan pelaku bisnis di Kumamoto, Jepang Selatan. Mantan ekonom IMF ini melihat ada tiga faktor yang menghambat prospek ekonomi dalam negeri Jepang. Mulai dari krisis hutang Eropa, isu jurang fiskal Amerika dan perlambatan ekonomi di China. Shirai memperingatkan bahwa kinerja sektor ekspor dan produksi akan sangat terganggu oleh faktor-faktor tadi. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk menyesuaikan lagi neraca keuangan dan belanjanya. Pejabat BOJ ini memberi contoh soal penurunan angka penjualan otomotif produsen Jepang. Meskipun subsidi pemerintah sudah tidak bisa dinikmati lagi oleh pihak produsen, mereka bisa mempertahankan performa apik di semester pertama berkat tingginya konsumsi domestik.
Pada bulan Februari lalu, BOJ mematok target kenaikan harga konsumen jangka pendek di 1% sebagai parameter untuk melawan deflasi. Di sisi lain, Shinzo Abe menyerukan supaya bank sentral menetapkan target inflasi yang lebih tinggi yakni sebesar 2%. Banyak pihak tidak puas dengan kinerja pemerintah dalam upaya penanganan inflasi sepanjang tahun ini. Meski dalam pernyataan bersama antara pemerintah dan BOJ, kedua pihak menyatakan bahwa membawa keluar Jepang dari fase deflasi adalah prioritas utama.


sumber   http://www.monexnews.com

No comments:

Post a Comment