Wednesday, October 24, 2012

Investor Minyak Mewaspadai Aksi Iran Rabu, 24 Oktober 2012

Investor Minyak Mewaspadai Aksi IranSeruan Iran terhadap negara-negara barat yang meng-embargonya dianggap sebagai gertakan belaka.
Menteri perminyakan Iran, Rostam Qasemi, mengatakan kepada media bahwa negaranya bisa bertahan hidup meski tanpa pemasukan dari ekspor minyak mentah. Pemerintah Teheran akan tetap menutup kontribusi minyak ke pasaran apabila sanksi negara barat terus berlanjut. Qasemi menyebut pihaknya sudah memiliki rencana alternatif untuk menggalang sumber pendanaan baru.
"Jika terjadi, maka aksi Iran akan lebih berdampak besar dibanding
6 bulan lalu," demikian analis Trevor Houser, Rekanan di Rhodium Group. Menurutnya, efek dari penghentian ekspor 800.000 per hari memang berpengaruh namun akan terbatas. Pemerintah negara Eropa telah menetapkan sanksi pengiriman minyak pada musim panas lalu dan pihak Amerika menutup segala kerjasama dengan lembaga keuangan asal Iran. lebih dari itu, pihak otoritas kedua wilayah juga mengejar institusi maupun pihak manapun yang masih bersikukuh menjalin kerjasama dengan Teheran.
Masih menurut Houser, satu tahun lalu volume ekspor Iran mencapai 2,5 juta barel per hari, atau jauh di atas rata-rata saat ini yang hanya 800 ribu barel. Konsumen terbesarnya adalah China, dengan total pembelian 300 ribu sampai 400 ribu per hari. Sementara Turki mengimpor 100 ribu sampai 200 ribu barel per hari dan Jepang memesan 100 ribu barel. Belum lagi total pengiriman ke India yang jumlahnya tidak kecil. Turunnya volume ekspor sebanyak itu jelas menjadi pukulan bagi neraca keuangan negara Iran. Pemerintah Iran seharusnya memang sudah memiliki strategi baru untuk menghindari terbangnya aset modal ke negara lain.
Namun khusus bagi pasar minyak sendiri, tingkat harga kemungkinan langsung naik beberapa persen apabila Teheran benar-benar memegang teguh komitmennya. Akan tetapi tidak lebih dari itu karena pasar dunia kini sudah ditopang dengan baik oleh impor dari Arab Saudi dan Irak, atau bahkan Amerika Serikat. Bukanlah embargo Iran yang sebenarnya harus dicemaskan oleh negara-negara barat, namun kemungkinan aksi blokade Selat Hormuz oleh angkatan bersenjata Mahmoud Ahmadinejad sehingga lalu lintas pengiriman minyak dari wilayah sekitarnya jadi terganggu. Potensi itulah yang nantinya dapat melambungkan harga minyak mentah dunia sampai resolusi perdamaian tercapai 100%. Harga kontrak minyak mentah saat ini terpantau di $86.98 per barel.


sumber http;//www.monexnews.com

No comments:

Post a Comment