Harga minyak mentah merosot hingga di bawah level $90 per barrel pada awal pekan ini seiring menguatnya Dollar AS pasca data penjualan ritel dan berlanjutnya kecemasan atas permintaan minyak global.
Saat ini minyak mentah untuk kontrak pengiriman bulan November diperdagangkan sekitar 1,9% lebih rendah pada kisaran
$90 per barrel, setelah sempat menyentuh harga terendah harian pada $89.78 per barrel.
"Minyak terpukul di tengah kekhawatiran ekonomi global," kata Phil Flynn, analis pasar senior dari Price Futures Group. "Angka penjualan ritel AS yang lebih baik dari ekspektasi telah menghadirkan tekanan bearish, karena sekali lagi telah menunjukkan bahwa perekonomian AS berada dalam kondisi yang lebih stabil dari Uni Eropa. Sehingga memberikan dorongan bagi Dollar."
Konsumsi minyak China juga tengah berada dalam fokus investor, setelah data yang dirilis akhir pekan lalu menunjukkan impor minyak mentah pada bulan September naik 9,1% dari level terendah 22-bulan yang dicetak pada bulan Agustus. Namun sejumlah analis masih sangsi jika hasil tersebut telah menjadi pertanda pemulihan ekonomi China secara keseluruhan.
Sementara kekhawatiran pasokan terkait gejolak di Timur Tengah terlihat sedikit mereda menyusul munculnya laporan bahwa Iran mungkin bersedia untuk melanjutkan pembicaraan dengan blok barat terkait program nuklirnya. Hal tersebut dimungkinkan setelah Uni Eropa dan AS pada hari Senin memutuskan untuk memperketat embargoterhadap Iran.
sumber: http;//m.monexnews.com
No comments:
Post a Comment